Cecuruk Bambu sebagai Fondasi Rumah Masyarakat Bajo
Cerucuk Bambu merupakan salah satu teknik tradisional yang digunakan masyarakat Bajo dalam berbagai aspek kehidupan mereka, terutama dalam kontruksi stabilitas tanah di lingkungan pesisir dan pulau tempat mereka tinggal. Teknik ini tidak hanya sekedar metode kontruksi biasa, namun juga cerminan kearifan lokal yang diwariskan turun termurun, berfungsi krusial untuk berbagai aspek kehidupan mereka. Cerucuk bambu ini berupa tiang pancang yang di pasang menancap ke dalam tanah yang berlumpur atau lunak guna memperkuat fondasi bangunan dan mempertahankan kestabilan struktur didaerah dengan kondisi daya dukung tanah yang rendah. Penerapan cerucuk bambu masyarakat Bajo menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang kondisi wilayah tempat mereka berdiam. Rumah - rumah pangung ikonik yang berdiri tegap diatas perairan dangkal atau tanah lunak pesisir merupakan bukti nyata keberhasilan teknik ini.
Apa yang telah di praktikan masyarakat Bajo selama berabad-abad kini menemukan validasi kuat dari teknik sipil modern. Studi menunjukkan bahwa perkuatan tanah dengan cerucuk bambu terbukti sangat efektif pada tanah lempung lunak. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ramdhani, dkk. (2018), pada peningkatan nilai kuat tekan tanah yang di perkuat cerucuk bambu bisa mencapai 347,60% dibandingkan nilai kuat tekan tanah asli (undistrub) pada variasi panjang dan spasi tertentu. Hal ini mengonfirmasi kemampuan cerucuk bambu dalam meningkatkan daya dukung tanah dan mengurangi penurunan permukaan tanah (settlement) secara drastis di area yang lunak. Selain itu, penelitian lain (Iqbal & Zaki, 2022) menyimpulkan bahwa penggunaan cerucuk bambu dapat meningkatan daya dukung fondasi hingga 9,14 k per batang pada dimensi 10 cm dengan panjang 5 meter, menunjukkan betapa berharganya material ini sebagai micro-pile alami.
Masyarakat Bajo menggunakan cerucuk bambu sebagai fondasi bangunan rumah panggung
yang dibangun diatas perairan atau tanah lunak pesisir. Selain itu, cerucuk
bambu ini sangat berperan penting dalam menjaga kestabilan lingkungan pesisir
dari erosi tanah, gelombang dan arus laut. Fungsi cerucuk bambu ini sejalan dengan
studi teknik sipil modern yang menunjukan bahwa cerucuk bambu terbukti dapat meningkatkan
daya dukung tanah dalam mengurangi penurunan permukaan tanah di wilayah tanah
yang berlumpur atau lunak.Penggunaan cerucuk ini juga mencerminkan kearifan lokal masyarakat Bajo dalam mengelola sumber daya bambu yang melimpah. Penggunaan cerucuk ini tak terpisahkan dari filosofi hidup masyarakat Bajo yang harmonis dengan alam, memanfaatkan sumber daya bambu yang melimpah secara bijaksana dan berkelanjutan. Mereka tidak hanya membangun rumah, tetapi menciptakan sistem pertahanan di wilayah pesisir.
Keunggulan dalam penggunaan cerucuk bambu ini pada sifat
material bambu yang mudah didapat, kuat, dan fleksibel sehingga sangat cocok
untuk kondisi tanah lunak di daerah pesisir yang dapat meningkatkan daya dukung
tanah dalam memperkuat struktur tanah supaya tidak mudah longsor dalam menahan
beban bangunan. Selain ramah lingkungan dan biaya yang terjangkau, pemasangan
cerucuk bambu ini juga sangat sederhana dan cepat, bambu juga tahan lama saat
terendam tanah basah. Daya tahan bambu, terutama saat terendam di bawah muka air tanah secara permanen, menjadi keunggulan penting lainnya. Kondisi terendam mencegah pembusukan oleh jamur dan serangan serangga yang membutuhkan oksigen, sehingga bambu dapat bertahan sangat lama, bahkan puluhan tahun, menyerupai kinerja tiang pancang kayu tradisional yang hanya awet bila selalu terendam
Peran cerucuk bambu bagi masyarakat Bajo tidak hanya soal fondasi bangunan. Cerucuk bambu juga menjadi tiang penahan contohnya adalah tiang - tiang bambu yang dipasang rapat di sepanjang garis pantai atau di bawah pemukiman untuk menjaga kestabilan lingkungan supaya struktur tanah lebih kuat, sehingga tidak mudah longsor atau tererosi serta dapat menyerap energi gelombang dan arus laut untuk mengurangi dampak abrasi.
Meskipun memiliki banyak keunggulan, perlu ditekankan bahwa keberhasilan penggunaan cerucuk bambu sangat bergantung pada pengetahuan dalam mengelola bambu itu sendiri. Untuk memastikan daya tahan bambu yang maksimal, terutama pada bagian yang tidak terendam air atau terkena udara, diperlukan proses pengawetan yang tepat. Pengawetan tradisional, seperti perendaman dalam air mengalir atau lumpur, ataupun dengan bahan kimia yang ramah lingkungan untuk memperpanjang umur pemakaian. Pemilihan jenis bambu juga sangat penting dalam menentukan ketahanan pakai. Apakah anda tertarik dengan kearifan lokal bajo dalam penggunaan cerucuk bambu diatas?
by Rani Nuraini (121124110090)


Komentar
Posting Komentar